Selasa, 31 Maret 2009

DIALOG TVRI PADANG : Pendidikan Anak Usia Dini

Narasumber : Hj. Emma Yohanna
Moderator : Robby Leo
Acara : Ruang Publik

Tgl Tayang : 31 Maret 2009
Jam Tayang : 16.00 s/d 17.00

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diantaranya yaitu sarana pendidikan yang terbatas dan tidak merata terutama di pedesaan dan kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya PAUD. Selain itu, perlu dana yang tidak sedikit untuk biaya pendidikan di TK/RA, kelompok bermain dan semacamnya. Bahkan di kota besar ada TK atau playgroup yang biaya masuknya lebih besar daripada SD dan SMP. Sarana PAUD memang belum merata tersedia di pedesaan. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang tidak bisa menikmati pendidikan sejak usia dini. Untuk mendirikan TK atau kelompok bermain memang tidak mudah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sementara di pedesaan taraf ekonomi masyarakatnya relatif rendah sehingga untuk mendirikan TK menjadi tidak feasible. Dalam bahasa yang lebih sederhana bisa dikatakan “tidak bisa balik modal”. Faktor yang paling penting dalam pendidikan anak sebenarnya adalah orang tua terutama ibu. Bukan berarti seorang bapak tidak perlu bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Namun, biasanya dan seharusnya yang lebih banyak di rumah dan mengurus anak adalah ibunya. Untuk itu, pemahaman orangtua tentang pentingnya pendidikan anak usia dini sangat menentukan. Sebagian orangtua berpandangan mereka hanya “wajib” memberikan pendidikan kepada anaknya ketika masuk sekolah formal yaitu SD dan seterusnya. Sedangkan pendidikan anak sebelum usia SD sering diabaikan dan dianggap sebagai “sunnah”.

Biaya yang mahal menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat partisipasi dalam PAUD. Dana yang perlu dikeluarkan oleh orangtua yang menyekolahkan anaknya di TK/playgroup memang tidak sedikit. Selain uang masuk yang jumlahnya cukup besar, ditambah lagi dengan uang bulanan. Belum lagi ada tambahan pengeluaran yang bisa menguras kantong yaitu uang untuk berenang, manasik haji, outbound, piknik, wisuda dan lain sebagainya.
Hampir setiap bulan ada kegiatan yang membutuhkan biaya tambahan dari orangtua. Pada kondisi ekonomi yang belum kunjung membaik ini, para orangtua akan memprioritaskan pengeluaran dananya hanya untuk kebutuhan yang paling penting dan mendesak saja. Oleh karena itu, jika mereka belum memahami pentingnya PAUD maka dana untuk itu tidak akan pernah menjadi prioritas. Padahal PAUD sangat penting dan harus dimulai ketika anak baru lahir. Pada saat anak dilahirkan, ia sudah dibekali dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya pada saat setelah di luar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki lebih dari 100 miliar neuron dan sekitar satu trilyun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synap (cabang-cabang neuron) yang akan membentuk bertrilyun-trilyun sambungan antar neuron yang jumlahnya melebihi kebutuhan. Synap ini akan bekerja sampai usia anak lima-enam tahun.

Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi pembentukan kemampuan otak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya, terutama pengalaman yang menyenangkan.
Pada fase perkembangan ini, anak memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, matematika, keterampilan berpikir, dan pembentukan stabilitas emosional. Pertumbuhan otak anak ditentukan oleh bagaimana cara orangtua mengasuh dan memberi makan serta menstimulasi anak pada usia dini yang sering disebut critical period ini. Gizi yang tidak seimbang, maupun gizi buruk, serta derajat kesehatan anak yang rendah akan menghambat pertumbuhan otak, dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi dan merekonstruksi informasi.

Solusi dari masih rendahnya partisipasi dalam pendidikan anak usia dini harus segera direalisasikan agar permasalahan ini tidak terus membesar. Ada beberapa alternatif solusi yang bisa secara simultan dilakukan karena faktor penyebabnya memang tidak tunggal. Diantaranya yaitu peningkatan pemahaman orangtua tentang pentingnya pendidikan anak usia dini, PAUD gratis untuk rakyat miskin serta sosialisasi konsep home schooling sebagai salah satu alternatif model pendidikan.

Untuk meningkatkan pemahaman orangtua tentang pentingnya pendidikan anak dimulai sejak awal kelahiran, perlu dilakukan kampanye besar-besaran melalui berbagai media. Iklan layanan masyarakat di televisi akan sangat efektif menjangkau hampir semua lapisan masyarakat. Dilengkapi dengan informasi yang gencar disampaikan melalui surat kabar, majalah, radio dan internet. Media luar ruang (outdoor) seperti spanduk, baliho, poster, pamflet dan semacamnya akan menarik perhatian masyarakat jika dikemas dengan menarik. Selain itu, untuk memperdalam informasi bisa dibuat buku saku atau cd/vcd berisi materi yang berkaitan. Tak kalah pentingnya adalah perlu diadakan penyuluhan langsung kepada para orangtua melalui pengajian di majlis taklim, arisan dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar