
Fasli berpendapat, untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan dan kualitas SDM, pendidikan anak dini usia harus lebih digalakkan dan ditingkatkan. Saat ini, dari sekitar 12,6 juta anak usia 4-6 tahun, mereka yang tertampung di taman kanak-kanak (TK) baru sekitar 12,6 persen, dan yang tertampung di raudhatul atfal (RA) sekitar 3,2 persen. Ini berarti, untuk tingkat TK/RA pun di Indonesia masih tergolong eksklusif, baru dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat. Padahal, berdasarkan hasil kajian neurologi, penanganan pendidikan anak yang dimulai setelah menginjak usia TK pun sudah dinilai terlambat, karena usia empat tahun pertama justru lebih penting dan menentukan," katanya seraya menambahkan, "Di Singapura dan Korea Selatan, misalnya, hampir seluruh anak dini usia telah terlayani pendidikan anak dini usia (PADU). Contoh lain, di Malaysia pelayanan PADU mencakup hampir 70 persen." Fasli menjelaskan, pendidikan bagi anak bukan sekadar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mempersiapkan masa depan anak yang penuh tantangan, pendidikan harus memungkinkan anak mengembangkan potensi dirinya, termasuk mengembangkan kecerdasan dan kreativitasnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal bila pendidikan dilaksanakan sedini mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar