Sabtu, 04 April 2009

Emma Yohanna dan Ekonomi Syariah

Padang Ekspres, 29 Maret 2009. Pemimpin Bank Indonesia Medan DR Romeo Rissal Pandjialam menyatakan, sepantasnya ekonomi Islam menjadi sandaran dan sistem ekonomi di Sumbar. Sebab, memiliki konsep keunggulan membangun kesejahteraan rakyat serta memerangi riba. Tidak seperti ekonomi konvensional, dasar ekonomi syariah bukan penumpukan harta dan kekayaan. Konsep-membangun kemampuan menyejahterakan semua, berperilaku adil, keberkahan dan manfaat adalah pemikiran yang jarang terungkap. Meskipun pemerintah dan perbankan berkoar-koar kalau mereka menfokuskan perhatian terhadap UMKM, tidak sepenuhnya benar. UMKM masih dibebani dengan bunga yang tinggi serta kesulitan untuk mengakses kredit. Ini akibat pemberlakuan sistem konvensional yang ruh sistem tersebut penguasaan kapital oleh kelompok tertentu. Pada gilirannya hanya memberi kesempatan kepada orang lain sebagai pekerja atau buruh,” ujarnya.

Bukan berarti membenci pengusaha besar, namun memang harus diimbangi dengan hidupnya pengusaha UMKM. Di sinilah peran penting ekonomi syariah. Tidak hanya penumpukan harta semata, namun rakyat ikut sebagai pemilik usaha, pembagian antara usaha besar dan kecil proporsional. Hal tersebutlah menjadi salah satu pertimbangan untuk menggunakan ekonomi syariah dalam kehidupan warga Sumbar. Sebab jiwa wirausaha yang selama ini dibanggakan tidak hanya cukup dengan penambahan kuliah kewiraswastaan, namun juga memberikan kesempatan kepada pengusaha UMKM atau generasi muda mengakses usaha dan pengusaha besar sebagai pembina langsung, sesuai prinsip syariah, kemitraan. Di tempat terpisah, calon DPD RI Emma Yohana menyebutkan, perlunya sosialisasi optimal untuk mendukung penerapan ekonomi Islam. Sebab, bagaimanapun sebagian besar warga saat ini, hanya mengerti bahwa perbankan syariah anti bunga bank. Padahal banyak esensi lain yang harus dijelaskan tentang keunggulan ekonomi Islam. Sistem ini juga sangat tepat dilaksanakan di Sumbar, apalagi filosofis hidup warga Minangkabau Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah (ABS SBK).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar